Menunggu Selamanya


Hari itu sedang hujan lebat. Michael berlari menebus hujan yang membasahi badannya menuju kampus. Melihat tak mungkin dia bisa sampai ke kampus tepat pada waktunya, Michael memutuskan berteduh di restoran dekat kampusnya. Memasuki restoran Michael langsung melepas jaketnya yang basah dan duduk di salah satu meja kosong restoran itu. Sambil menghembuskan nafas yg berat Michael mengeringkan rambut hitamnya dengan handuk olahraga yg dia ambil di tas punggungnya. Sial betul aku, pikirnya dalam hati..lima menit keluar rumah cuaca masih cerah, lima menit kemudian hujan lebat langsung mengguyur tepat diatas kepalaku!
Saat sedang mengutuki nasib sialnya hari itu, seorang pria tua duduk di sebelah meja Michael dengan menggunakan jas hitam yg sangat rapi. Dari raut wajahnya dan rambut putih yg dimilikinya, Michael menebak mungkin umur kakek tua ini sekitar enam puluh sampai tujuh puluh tahunan. Pelayan wanita menghampiri meja Michael dan bertanya ” ada yg ingin dipesan?” “Yeah, coklat panas dan baju tahan air kalo bisa..” jawab Michael bergurau, si pelayan tersenyum mencatat pesanannya dan pergi.
 
Lima menit hening, Michael yg pikirannya sedang melayang memikirkan alasan absennya dia di kampus hari itu dikejutkan dengam suara kakek tua disebelahnya dengan pertanyaan “Nak, boleh aku tahu jam berapa sekarang?” “Jam tiga sore kurang lima belas menit” jawab Michael agak kaget sambil melihat jam tangannya. “hmm, Terima kasih. Boleh bertanya satu pertanyaan lagi? Si kakek meminta. “Tentu saja…” Jawab Michael ramah, ” Kenapa anak muda sepertimu tidak membawa payung kecil didalam tasnya, di tengah musim hujan seperti ini?” Michael tersenyum dan menjawab “aku tidak mengira akan hujan lebat hari ini..” “anak muda jaman sekarang memang tidak lagi membaca ramalan cuaca di pagi hari.” Si kakek menyindir. “Memang tidak..” Michael menjawab singkat, mereka berdua tertawa.
 
“apa yang Kakek sedang lakukan di restoran dengan pakaian rapi seperti itu?” Michael bertanya penasaran. “ini Nak, aku sedang menunggu kekasihku..” Si kakek menjawab tenang. Kekasih? Umur segitu masih pacaran? Wow..kakek ini pasti sedang bercanda, Michael berkata dalam hatinya. “eer, umur berapa kekasih kakek?” Kakek tua itu diam sejenak, dia seperti mencoba mengingat sesuatu yang penting dan menjawab “seumuranku, aku rasa dia seumuranku..” sebelum Michael sempat melanjutkan, coklat panas pesanannya datang, dia meminum seteguk coklat itu dan merasakan kehangatan muncul dari tenggorokannya menyebar ke seluruh tubuhnya. 
 
“kalau aku boleh tahu sudah berapa lama kakek pacaran?” michael kembali bertanya. bukannya menjawab, si kakek malah balik bertanya “kamu sendiri apa punya pacar?” “Tentu saja…” Michael menjawab agak kaget tiba2 ditanya seperti itu. “seperti apa pacarmu?” “hmm, dia wanita yang cantik, cukup pintar dan mau menerima aku apa adanya”"waah, kalau begitu kamu sangat beruntung nak, jaga dia baik-baik” Michael tersenyum malu mendengar perkataan kakek itu. 
 
dia melanjutkan “ya, kamu sangat beruntung. tidak semua bisa mendapat pacar yang seperti itu, bahkan beberapa harus menunggu seumur hidup untuk dapat bertemu orang yang dicintainya” “maksud kakek?” Michael bertanya bingung. “kamu harus mengerti tidak semua hal dapat berjalan seperti yang kita inginkan dalam hidup ini, terkadang apa yang paling kita inginkan tidak pernah kita dapat.” Si kakek menjawab misterius. Michael yang malah makin bingung dengan jawaban kakek itu, mulai merasa dia telah memilih teman mengobrol yang salah, menggangap kakek ini pikirannya pasti agak terganggu Michael memutuskan untuk diam saja dan tidak bertanya lagi.
 
Jam di Gereja dekat restoran itu belnya berbunyi tiga kali, menandakan telah pukul tiga sore. Kakek tua itu berdiri dari kursinya dan berkata pada Michael “aku pergi duluan ya, sampaikan salamku pada pacarmu” Michael hanya tersenyum kecil tapi tidak menjawab. Michael sedang melihat Kakek tua berpakaian jas rapi itu keluar pintu restoran saat dia benar-benar yakin kakek tua itu pikirannya pasti benar-benar terganggu karena tidak ada seorangpun yang dia sebut “kekasihnya” muncul! kakek yang aneh, Michael berpikir. 
 
lalu beberapa saat kemudian Pelayan wanita menghampiri meja Michael, mengambil cangkir coklat kosong miliknya dan berkata “kamu telah mengobrol dengan David…” “Kau tahu kakek tua itu?” Michael bertanya “tentu saja, semua pelanggan tetap di restoran ini tahu siapa itu David” “dia terkenal karena dia agak, eer terganggu?” Michael mencoba menebak “apa maksudmu? David adalah pria tua terbaik yang pernah kukenal” si pelayan wanita menjawab yakin. “maksudnya?” “wah, wah..kamu harus sering-sering mampir kesini” “ya, terserah…ayo ceritakan tentang kakek tua itu” Si Michael berkata penasaran.
 
pelayan wanita itupun mulai bercerita ” dulu, berpuluh-puluh tahun yang lalu, daerah ini sedang dilanda perang saudara. waktu itu sekitar sore hari seperti ini David yang masih muda bertemu dengan kekasihnya di di Restoran ini. David memberi tahu pada kekasihnya bahwa dia dipanggil untuk wajib militer, lalu mereka berduapun berjanji saat David kembali dari perang nanti mereka berdua akan bertemu di Restoran ini dan menikah.” Michael jelas kaget mendengarnya, si pelayan itu melanjutkan “sayang..saat David kembali, Kekasihnya tak pernah datang kesini. beberapa bilang kekasihnya telah pergi ke daerah lain karena perang yang makin meluas, dan ada juga yang bilang kalau kekasihnya telah mati karena bom udara, tapi tak pernah ada yang tahu apa yang sedang terjadi dengannya” 
 
si pelayan berhenti sejenak dan melanjutkan “sejak saat itu setiap hari sabtu, David akan datang kesini dan menunggu kekasihnya itu pada sore hari seperti ini, persis seperti mereka bertemu terakhir hari.” Sekarang akhirnya Michael tahu apa arti perkataan kakek tua itu tadi. Michael tak pernah mengira pertemuannya dengan kakek tua di sore hari itu tak akan dia lupakan seumur hidup.  Saat Hujan reda dan Matahari sore kembali bersinar, David pergi menemui pacarnya dan berkata padanya “Hari ini Seorang yang sangat setia pada kekasihnya menitip salam untukmu” Pacarnya menganggap pikiran Michael terganggu.

*ThomasMulia*

Komentar

Postingan Populer